Selasa, 18 September 2012

Jajan Di Balikpapan


Kalau jalan-jalan nggak pakai makan nggak seru rasanya..
So.. Jalan-jalan Balikpapan kali ini juga nggak akan saya lewati tanpa acara makan-makan..

Pagi hari dimulai dengan sarapan nasi kuning. Lauk pilihan saya adalah telur dan haruan (ikan gabus), sengaja saya pilih untuk perbandingan dengan lauk nasi kuning versi Banjarmasin. Ternyata rasanya hampir sama, walaupun rupanya merah seperti rendang tapi rasanya tidak pedas..

Selesai sarapan, langsung lanjut keliling Balikpapan, mulai dari pantai Kemala, pantai Merdeka, Komplek Pertamina di Gunung Dubs, pasar Kladasan dan akhirnya makan siang ikan bakar di Kebun sayur
Pilihan saya adalah kepala kakap bakar.. hhmmm.. sedaaap...
Ikan patin bakarnya nggak kalah seru.. (hasil cicip lauk pesanan teman)

Uniknya, setelah kita pesan menu ikan, kita juga akan disuguhkan sayur bening untuk menemani ikan bakar selain lalspan dan sambal tentunya. Pilihan sayurnya adalah bayam plus labu kuning dan sayur sop yg hanya berisi so'un dan wortel.
Selesai makan kembali ke rumah untuk cooling down. Karena hari itu memang panas sekali.. :)

Sore-sore nongkrong di Melawai.. Liat-liat menu yang ditawarkan, pilihan saya jatuh ke coffee mix dan roti bakar coklat keju.. Walaupun maunya makan pisang gapit keju, namun saya sudah punya pengalaman kurang enak.. bahwa ternyata pisang gapit versi Balikpapan tidak sama dengan yang di pantai Losari.. Karena versi Balikpapan lebih mirip kepada kolak pisang dengan sausnya yg encer dan banyak.. ha ha ha..

Puas nongkrong di Melawai.. Lanjut ke menu makan malam ke kedai sop kambing.. yang ada di jalan..??
Pilihan saya sate dan sop kambing (karena yang terkenal memang sop kambinganya). Memang nggak salah kalau kedai yang baru buka sekitar jam 5 sore bisa tutup pada jam 10 atau 11 malam. Karena memang sop kambing-nya enak tidak bau kambing.. Sate kambingnya juga empuk dan tidak berbau juga..






















Selesai makan, ceritanya mau langsung pulang (karena kekenyangan dan ngantuk).. Eh ternyata di sebelah kedai  sop kambing banyak bertebaran penjual buah Lai dan Cempedak.. Karena saya sudah terbiasa dengan buah cempedak, maka saya memilih untuk mencicipi buah Lai.





Buah Lai tidak wangi seperti durian, rasa dan teksturnya seperti durian yang belum matang, tidak lembut seperti halnya durian yg sudah matang. Gak heran kalau durian dinobatkan sebagai King of Fruit.

However.. It's a new experience to taste buah Lai that can be find only in Kalimantan.




Jelajah Sunda Kelapa

 
Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel di surat kabar tentang perayaan hari pariwisata dunia, yang akan dilaksanakan di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Nama Pelabuhan Sunda Kelapa, sudah sering saya dengar, tapi belum sekalipun saya kunjungi.

Seperti biasa, dengan commuter line menuju stasiun kota. Dilanjut naik angkutan kota jurusan Ancol dari depan Musium BI. Dengan ongkos Rp 2.000,- kami sampai di pintu masuk Pelabuhan Sunda Kelapa.



pelabuhan sunda kelapa
Disambut dengan deratan kapal-kapal yang cantik, pelabuhan Sunda Kelapa ini telah dipakai sejak zaman Tarumanagara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5.
Saat itu disebut Sundapura,  merupakan pelabuhan terpenting Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjajah Eropa, Kalapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama pelabuhan Kalapa dan daerah sekitarnya.


Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno Kalapa kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini dalam bentuk "Sunda Kelapa". Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.

Sampai saat ini kegiatan bongkar muat masih berlangsung di pelabuhan ini.



Dari Pelabuhan Sunda Kelapa dengan berjalan kaki lanjut ke Menara Syahbandar...


Dengan deg-degan kami naik ke menara sampai tingkat paling atas. Sedikit kecewa, karena dilantai paling atas ini tidak terawat, bahkan ada bagian yang diberi pengaman agar tidak diinjak krn sudah keropos.

Dari lantai atas ini  melihat ke arah pelabuhan terlihat kapal-kapal yang berbaris cantik. Terlihat juga 2 menara runcing yang menjulang tinggi yang merupakan menara dari Mesjid Luar Batang.

mesjid luar batang

Di bawah, tak jauh dari menara Syahbandar terilhat musium bahari. Di seberang Menara syahbandar dapat dilihat bangunan dan halaman dari gedung VOC serta jembatan kota Intan yang  tersohor itu.

pasar ikan





Kamis, 24 Mei 2012

Eksotisme Pantai di Balikpapan


Ke Balikpapan.. Jangan lupa sempatkan mampir ke pantainya.


Sebenarnya pantai di Balikpapan bukan berupa pantai laut lepas seperti kebanyakan pantai di Pulau Jawa, tapi berupa teluk, sehingga ombaknya cenderung lebih tenang.

Dari beberapa pantai yang bisa  dikunjungi di Kaltim, saya memilih Pantai Kemala dan Pantai Melawai. Karena letaknya di dalam kota jadi tidak makan waktu lama untuk perjalanan seperti di Kalsel yang pantainya jauuuuhhhhh banget dari kota Banjarmasin.... he he he..

Pantai Kemala

Bisa dibilang Pantai Sanurnya Balikpapan. Pantainya yang landai dan ombaknya yang tenang memang asyik buat cebur-ceburan.



pantai di balikpapan

Saya ke pantai Kemala pagi hari, pantainya sangat tenang dan masih belum terlalu ramai. Cuma ada sekelompok orang yang latihan olah pernafasan, seorang bapak pencari ikan, dan beberapa orang yang sedang mandi di laut.

Kesan pertama saya terhadap pantai ini adalah besih dan pasirnya itu lho.. nggak kuku.. putih dan tebal.. jadi ngebayangin guling2an kek di film india.. he he he

pantai di balikpapan

Cukup lama saya menghabiskan waktu di pantai ini untuk menikmati keindahannya. 


Pantai Melawai 
 
Kebanyakan orang menghabiskan waktu di tempat ini untuk menyaksikan sunset sambil foto hunting.

pantai di balikpapan

Di tempat ini juga banyak penjual  jajanan sepanjang jalan. diantaranya kopi, teh, jus, pisang gapit, roti bakar, sampai mie instant.
Ada yang unik dalam daftar minuman yang ditawarkan, namanya, coklat pasir... Penasaran pengen tau seperti apa, saya order.. Ternyata es susu coklat yang diatasnya ditaburi serbuk coklat itu sendiri yg ketika diminum butiran serasa pasir di mulut kita.. hadeuhh.. ada-ada saja..

Penjaja makanan di sini tidak permanen, tapi berupa gerobak dorong . Ada beberapa  pedagang yg kreatif dengan memasang lampu kerlap kelip serta dilegkapi sound sytem yang memutar lagu dengan suara keras. Dugem gratis.... !! Jeduk..Jeduk.. Jeduk.. Jeduk... ^_^
  
Galery Foto Pantai Kemala dan Melawai


Taman Bunga Nusantara

orang mencium bungaSetelah melakukan kunjungan ke istana Cipanas, kami menyempatkan refreshing ke Taman bunga Nusantara, karena okasinya memang tidak jauh dari Istana Cipanas.
Sampai di sini kami sempatkan dulu untuk makan siang sebelum melanjutkan jalan-jalan di taman bunga.

Taman Bunga Nusantara (TBN) adalah sebuah taman bunga seluas 23 hektar yang terletak dekat Gunung Gede Pangrango dan kebun teh Bogor dengan jarak tempuh sekitar 2 jam perjalanan dari Jakarta Taman Bunga Nusantara diresmikan oleh ibu Tien Suharto pada 10 September 1995.
Info lebih lengkap tentang TBN bisa dilihat disini.

Galery foto Taman Bunga Nusantara





bunga mawar merah di taman




Istana Cipanas




Cipanas, sebuah daerah di provinsi Jawa Barat. Letaknya  lebih kurang 103 km dari jakarta yang dapat ditempuh selama 2 jam dengan kendaraaan mobil (kondisi normal).
Apa banyak lokasi wisata di daerah ini, diantaranya Istana Cipanas, Kebun Raya Cibodas, dan yang paling baru Taman Bunga Nusantara. Minggu ini, 6 mei, saya berkesempatan mengunjungi Istana Cipanas dan Taman Bunga Nusantara.

Berangkat dari jakarta sekitar jam 9, sempat terjebak kemacetan di pintu keluar tol Ciawi, akhirnya kami tiba di Istana Cipanas sekitar jam 11. Cuaca agak mendung dan sedikit gerimis, tapi kemudian berhenti ketika kami memulai kunjungan kami.

Istana Cipanas awalnya adalah sebuah bangunan Rumah Sakit, yang kemudian dirubah menjadi rumah peristirahatan karena kondisi alamnya yang tenang dan sejuk. Sejarah tentang Istana Cipanas bisa dilihat disini

Seperti hal-nya istana Merdeka dan istana Bogor, kami tidak diijinkan untuk mengambil gambar koleksi yang berada di dalam istana.. huhuhu.. ;(
Ruang pertama yang kami kunjungi adalah Ruang Tamu Utama, yang berisi 2 set meja tamu beserta kursi dan 2 buah lampu gantung kristal Cekoslovakia seberat 1000kg. di sebelah kiri terdapat lukisan raksasa karya Abu Abdullah berupa pemandangan ombak laut selatan, di sebelah kanan lukisan cantik yang berjudul taman bunga. Tak ketinggalan potret bapak & ibu presiden beserta keluarga.
Ruangan selanjutnya adalah ruang makan. Di ruangan ini juga terdapat lampu kristal yang sama dengan di ruang tamu dilengkapi lemari buffet, keramik, cermin, dan lagi-lagi lukisan. Lanjut ke ruang lukisan, terdapat lukisan seribu jalan, dinamakan demikian karena lukisan ini seperti lukisan 3 dimensi, sehinga dari arah manapun kita memandang lukisan tersebut seolah-olah jalan yg terdapat di lukisan menuju ke arah kita. Juga terdapat lukisan-lukisan koleksi Bung Karno lainnya sepanjang dinding hingga ke pintu luar belakang istana.

Dari pintu belakang disuguhi pemandangan alam khas parahyangan berupa hamparan hijau dengan latar belakang pegunungan, terdapat juga kolam air mancur. dari halaman belakang kami lanjutkan ke bangunan yang berada di bawah. Didalamnya terdapat kolam pemandian air panas juga ruang tertutup untuk mandi. di bagian belakang rumah pemandian terdapat teras yang sangat asri dengan pemandangan hamparan rumput hijau dan pohon-pohon.

Hari rumah pemandian, kami lanjutkan ke gedung Bentol, dinamakan demikian, karena pada dinding bangunan terdapat irisan batu-batu kali yang sengaja di pasang di dinding dan tidak ditutup oleh semen.





Selanjutnya ke taman herbalia. disini kita bisa jumpai tanaman obat juga tanaman hias yangdapat kita jadikan souvenir untuk dibawa pulang. Perjalanan berakhir setelah melalui taman kaktus.

Galery foto Istana Cipanas

Perjalanan dilanjutkan ke Taman Bunga Nusantara



Musium di Tengah Kebun


Dari judulnya sudah membuat tertarik bukan..?
Karena yang ada dipikiran kita bila mendengar kata musium identik dengan bangunan megah peninggalan jaman penjajahan. Tapi yang ini beda.. Musium ini berupa rumah tinggal yang berisi benda-benda bersejarah. Pengen tau lebih jauh..?? Yuk simak ceritaku..

Hari jum'at.. bukan hari yang biasa untuk kunjungan ke sebuah musium., karena jadwal kunjungan adalah  Rabu, Kamis dan Sabtu. Tapi demikianlah, hari yang ditentukan sang pemilik untuk menerima kami di musium beliau. Lebih awal 30 menit dari jadwal yang sudah disepakati, kami tiba di daerah Kemang, Jakarta Selatan dimana musium ini berada. Kami diterima oleh Mas Mirza yang selanjutnya memandu kami berkeliling rumah sambil menjelaskan koleksi yang terdapat di dalamnya.

Pemilik musium ini adalah bapak Sjahrial Djalil. Ketertarikan beliau terhadap benda-benda bersejarah di mulai pada tahun 1975, saat beliau memutuskan untuk membangun sebuah rumah tinggal dengan kekayaan sejarah di dalamnya. Hal ini bisa dilihat dari bahan bangunan yang berupa bata yang beliau dapat dari bongkaran gedung-gedung peninggalan Belanda. Tidak hanya batu bata, tapi juga kayu-kayu penyangga, pintu dan jendela. Rumah itu sendiri bergaya rumah adat jawa dengan bukaan yang luas dan hampir seluruh ruangan menghadap taman yang luas dan asri.

Diawali ruang tamu, lalu ruang duduk, ruang makan, ruang kerja yang merangkanpruang pribadi, kamar mandi, kamar tamu, ruang perak, ruang tidur tamu, hingga taman, semua dipenuhi oleh koleksi benda bersejarah yang sebagian besar beliau peroleh dari balai lelang Christie's. Diantara koleksinya terdapat patung Julius Cesar yang terbuat dari marmer putih, replika patung Narciscus, Hermes, cermin kristal yang pernah dimiliki oleh keluarga Grace Kelly, patung Ganesha dari tahun 800-an, botol minum Napoleon  perhiasan, hingga peralatan makan dari perak.

Sebelum kunjungan berakhir, kami sempat bercincang-bincang langsung dengan bapak Sjahrial Djalil di gazebo yang juga dihiasai dengan benda-benda bersejarah. Sampai terpaksa kami harus mengakhiri kunjungan karena waktu sholat Jumat sudah tiba.

Hmmm.. what an experience.. Mengunjungi musium yang memanjakan indera penglihatan dengan koleksi  benda bersejarah beserta hijaunya kebun.. ^_^

Untuk yang penasaran, silakan cek Galery foto Musium di Tengah Kebun

Gaptek...? Baca ini dulu... http://dinishanti.com/gaptek-wajib-baca-ini/?id=netbunda 


Selasa, 17 April 2012

Pura Parahyangan Agung Jagatkartty

Halo.. ketemu lagi di Blog Melancong Yuk..!
Kemarin, hari Minggu, 15 April, saya bersama komunitas jalan-jalan lagi ke Bogor.. Tapi jalan-jalan kali ini ke area Gunung Salak dan sekitarnya.
Kalian tau nggak ada sebuah Pura yang baru dibagun tahun 2005 di wilayah Gunung Salak?
Yup benar.. Nama pura tersebut adalah Pura Parahyangan Agung Jagatkartty..

Yuk ikutin cerita jalan-jalanku kali ini...

Berawal dari meeting point di Tanjung Barat, kami terbagi menjadi 3 bus ukuran sedang melanjutkan perjalanan menuju Bogor..

Sesampai di Bogor, kami sempatkan untuk melihat makan pelukis Raden Saleh yang terkenal itu. Makam-nya sangat sederhana dan terdapat diantara rumah penduduk di suatu gang kecil. Saya aja yang sempat tinggal di Bogor beberapa tahun baru tau lho disitu letak makam beliau.. #memalukan.... :D
Yang ingin tau lebih jauh tentang siapa Raden Saleh, bisa lihat di sini  ya...

 
                      
Selesai berkunjung ke makam Raden Saleh, perjalanan kami lanjutkan ke Pura Parahyangan Agung Jagatkartty. Memang tepat pertimbangan menggunakan bus berukuran sedang karena jalan menuju lokasi hanya bisa untuk 2 lajur kendaraan pribadi, sehingga tidak memungkinkan kalau kami menyewa bus yang ukuran besar.
Sepanjang perjalanan dengan kontur yang naik turun, di suguhi pemandangan alam yang asri berupa gunung salak dan perkebunan masyarakan setempat. Saya sempat berfikir kalau ini sudah bukan di Bogor lagi tapi di Bandung, tepatnya daerah lembang.. karena udaranya yang sejuk seperti di puncak..he he he... #tentu saja.. lokasi pura khan sudah 900 m dpl.. :P

 
  
 




Sesampai di lokasi, kami mempersiapkan diri memakai kain dan ikat pinggang, yang merupakan syarat untuk memasuki pura. 




Sebelum memasuki pura utama, kami menemui pemilik pura yaitu Ibu Made, yang menjelaskan latar belakang berdirinya pura, serta tahap demi tahap sampai berdirinya pura tersebut.



Setelah mendengarkan penjelasan sejarah berdirinya pura Parahyangan Agung Jagatkartty dari bu Made, Bu Made menunjukkan pura Pasar Agung dan Pura Mas Melanting, yang letaknya tepat di sisi rumah beliau. Berdoa di pura ini sebagai pembuka agar permohonan kami di pura selanjutnya lebih sempurna.


   

          

Setelah pura Pasar Agung dan Pura Mas Melanting adalah Madya Mandala. Di tempat ini terdapat Patung Ganesha dan juga pintu masuk menuju Candi Gelung Kori.. Dari Area Gelung Kori Terdapat Candi Prabu Siliwangi. Nah ini area suci, nggak semua orang bisa masuk ke area tersebut bahkan pendeta yang bertugas di pura tersebut.

 
Pura gunung salak

Alamat Pura Parahyangan Agung Jagatkartty : 
Desa Tamansari – Gunung Salak – Bogor
Telepon : 0251 – 485775

Gaptek...? Wajib baca ini... http://dinishanti.com/gaptek/?id=netbunda

Minggu, 01 April 2012

Jangan Asal Ransel

Buat yang seneng travel ringkas dan backpacker, ransel adalah barang yang sangat dibutuhkan saat kita bertualang di alam bebas, untuk membawa barang - barang perbekalan kita. Tak akan efisien bila kita menggunakan koper atau tas plastik untuk mengemas keperluan kita bukan?

Banyak diantara kita yang membeli ransel asal beli, tak memenuhi aturan tak tertulis jiwa petualang. Disayangkan memang, karena selain hampir tak berguna nantinya saat di alam bebas, juga harga mahal akan terasa terbuang begitu saja.

Yang perlu di perhatiakan dan bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli ransel diataranya :

Ukuran tubuh ( panggul sampai pundak )
Untuk mendapatkan ransel yang pas, harus diketahui panjang dari tubuh. Caranya, ukurlah dari tulang punggung yang ke tujuh (Tulang yang menonjol tepat dibawah tekuk/leher bagian belakang) ke bawah mengikuti kontur tulang punggung sampai ke titik bawah antara tulang pinggul.

Cek kedua sisi pinggang
Saat mencoba ransel, pastikan kedua belah ikat pinggangnya berada pada posisi yang pas, tepat pada tonjolan tulang pinggang, bukan pada pinggang. Berat secara keseluruhan akan ditahan oleh ikat pinggang ransel, jadi pastikan posisinya nyaman dan pas tanpa tergeser.

Latihlah dengan sabar
Ransel merupakan peralatan yang sangat penting, jadi sediakanlah waktu yang cukup saat memilihnya. Sebelum meninggalkan toko, masukan seluruh perlengkapan yang biasa dibawa ke dalam duffel bag. Masukan kedalam ransel yang akan dibeli, lalu cobalah memakai ransel itu berjalan di sekitar toko selama kira - kira 20 menit. Ini untuk memastikan peralatan pas di dalamnya dan ransel bisa menampung berat secara baik dan nyaman

Berbaiklah pada diri sendri
Belilah ransel terbaik yang bisa dan mampu dibeli, selama itu cocok dan pas. Ketahanan dan kualitas sebenarnya berada pada posisi setelah kenyamanan yang merupakan poin yang paling penting. Buat apa membeli ransel yang berkwalitas dan bermutu hebat akan tetapi ukurannya tidak cocok bagi diri sendiri.

Kenalilah berat yang akan dibawa
Tentukan apa dan bagaimana yang akan dibawa. Lamanya waktu perjalanan, 1 atau 2 malam. Apakah akan hiking di musim hujan? Atau untuk perjalanan pendek dimusim panas, mungkin hanya akan membutuhkan ransel kecil saja. Akan tetapi jika perjalanan ke gunung salju, akan lebih membutuhkan kapasitas dan tambahan tempat untuk menempatkan peralatan external.






Kenali jalan setapaknya
Jika berencana untuk menempuh jalur pendakian yang melewati jalan setapak yang terawat rapi, jenis ransel dengan external frame mungkin akan jadi pilihan yang baik juga. Akan tetapi, jika kondisi jalan setapak lebih berat dan kondisi medannya juga berat dimana faktor keseimbangan sangat diperlukan, maka ransel dengan jenis internal frame akan lebih nyaman dipakai.

Pikirkan perubahan yang mungkin terjadi
Jika akan mendaki dengan sistem pendakian ke puncak setelah mendirikan tenda di setengah atau seperempat bagian menuju puncak, pikirkan juga untuk memilih ransel yang bisa dirubah ukurannya menjadi ukuran daypack.
Hormatilah tabiatmu yang kadang aneh
Ransel tidak ubahnya seperti pacar atau istri, jadi tidak seharusnya jika berharap setelah mendapatkanya akan merubah kebiasaan yang buruk. Jika mempunyai personal moto "Tempat untuk semuanya dan semuanya didalam tempatnya", maka pilihlah ransel yang banyak kantongnya. Jika ingin mengambil botol air saat berjalan, jangan pilih ransel yang mempunyai kantong yang jauh dari jangkauan yang akan membuat frustasi saat akan menjakau sesuatu di dalamnya.

Rencanakan dengan teman
Jika akan mendaki dengan teman atau dengan grup, hitunglah berapa perlengkapan grup (tenda, kompor, makanan, dll) yang akan dibawa. Kemudian belilah ransel yang cocok dengan berat jatah Anda.

Pikirkan tempat minuman
Jika Anda menyukai jenis tempat minuman yang bertipe hydration tube, maka carilah ransel yang sudah terbuat menyatukan hydration tube dengan ransel atau bisa juga memilih ransel yang mempunyai kantong disisi bawahnya yang pas dengan ukuran sebuah botol minum.

Nah, selamat memilih ransel.. Jangan lupa sesuaikan dengan budget yang ada.. ^_^

Dari berbagai sumber.


Kamis, 15 Maret 2012

Guide Workshop MBI

Hai friends.. Ada pengalaman baru nich...
Kemarin, hari Minggu saya ikutan Workshop Guide yang diadain Musium Bank Indonesia (MBI). Cerita-nya mau jadi guide musium nich.. he he he..
Seperti layaknya workshop, diawali pendaftaran peserta, pembagian tool kits dan berlanjut ke ruang kuliah. Eh, bukan ya... :D

Sesuai dengan tema workshop, materi yang diberikan mengenai sejarah berdirinya MBI, koleksi apa saja yang terdapat dalam MBI, dan cara menghadapi audiens pada saat memandu rombongan mengelilingi MBI.

Sebenernya saya sudah pernah ke MBI sebelumnya, tapi melaui workshop ini saya bisa mengerti latar belakang, konsep display serta masuk ke ruangan yang hanya dibuka untuk tamu negara setingkat menteri dan VIP... kedip-2 he he he..
Seperti ruang penyimpanan emas batangan, koleksi buku-2 tua mulai dari buku besar (seperti yang ada di MBM), buku peringatan 300 tahun VOC, sampai ke ruangan yang memperlihatkan cara pembuatan uang baik uang logam maupun mesin pencetak uang kertas.. Naaahhh.. asyik khan... :)

Tapi, berhubung terbatas waktu jadi touring-nya agak seperti marathon gitu.. Jadi saya harus kembali ke MBI ini untuk belajar lebih detil tentang sejarah serta koleksi yang ada di musium ini.

Anyway.. Terima kasih untuk MBI yang telah mengadakan workshop dan menjamu kami dengan sangat baik. Kapan-2 bikin workshop lagi ya.. dan jangan lupa undang kami dari komunitas.

O iya, berikut  oleh-oleh  dari workshop pemandu MBI.. Yang ngiri dan pengen ke MBI, kontak saya ya..





Kamis, 08 Maret 2012

Ke Bogor

Halo.. Apa kabar semua... :)
Hari minggu kemarin saya jalan-jalan ke Bogor.. Guess kemana...??
Yup... Istana Bogor dan sekitarnya.. :)
 
Saya janjian dengan teman-teman dari Komunitas di Stasiun Bogor jam 8.30 pagi..
Ternyata, saya menjadi orang pertama yang sampai stasiun Bogor. Unexpected, cuaca yang tadinya cerah menjadi gerimis walaupun Gunung Salak masih bisa dilihat jelas kecantikannya.


Agak molor dari jadwal, perjalanan dari stasiun dilanjutkan dengan berjalan kaki sepanjang Jl. Kapten Muslihat menuju Istana Bogor. Sepanjang jalan saya mengingat-ingat apa saja yang berubah sepanjang rute jalan menuju sekolah saya ini. Mulai dari Taman Topi sampai lampu merah SMAN/SMPN-1 tidak banyak yang berubah..  Kecuali.. Patung pak polisi yang di lampu merah itu udah nggak ada.. he he he..

Gereja Katedral Bogor (mempunyai nama paroki resmi Santa Perawan Maria) masih tetap terlihat gothic beserta kebruderannya. Gereja Zebaoth dikenal juga dengan nama "Gereja Ayam" karena patung ayam di puncak menaranya juga masih terlihat cantik dengan atap serta dindingnya yang unik . 


Tiba di pintu masuk Istana, kami sudah ditunggu oleh Pak Cecep yang akan bertugas memandu kami keliling Istana. Melewati pintu gerbang, kami disambut oleh sebongkah batu besar yang katanya didatangkan dari Karawang oleh Bung Karno untuk tujuan pembuatan patung. Sebenernya ada 2 bongkah batu,  tapi yang 1 sudah di pahat menjadi sebuah patung perempuan yang diberi nama Si Denok, yang satu lagi belum sempat dikerjakan karena Bung Karno keburu sakit dan akhirnya meninggal dunia. batu ini tetap disimpan sebagai bongkahan.


 


Di sebelah kiri jalan masuk menuju istana terdapat 3 blok musium yang menyimpan koleksi benda seni Bung Karno yang (katanya) sebagian besar berupa lukisan dan patung tanpa busana. sayang karena waktu yang terbatas kami nggak sempat masuk ke musium-musium ini.

Jelajah Istana dimulai dari sayap kiri kami memasuki bangunan dengan interior ruangan serba putih yang katanya untuk tempat menginap tamu negara setingkat menteri. Di dalam bangunan ini banyak terdapat lukisan perempuan termasuk diantaranya Ratu Sirikit. Lanjut ke bangunan utama, di dalam bangunan ini terdapat banyak lukisan-2 besar karya Basuki Abdullah yang dihadiahkan kepada Bung Karno, juga terdapat lukisan "The Russian Wedding". Selain itu juga terdapat ruang baca, ruang jamuan makan serta yang kaca seribu yang letaknya di pintu masuk ruang Garuda (katanya yang bercermin disini bisa awet muda lho..) Tapi saya khan memang masih muda jadi tidak ikutan bercermin.. he he he...



Selesai kami berkeliling bangunan utama, dan akan melanjutkan ke musium koleksi Bung Karno kami disambut dengan hujan yang cukup deras  sehingga kami duduk-2 dan berfoto di tangga istana sambil mendengarkan penjelasan dari pemandu kami, Pak Cecep.

Nggak terasa setengah jam kami menunggu hujan reda, sehingga akhirnya kami tidak sempat mengunjungi musium karena schedule kami makan siang di Vihara Dhanagun (Hok Tek Bio) yang lokasinya tepat di seberang pintu masuk Kebun Raya Bogor. Sambil santap siang, kami diberi penjelasan tentang Vihara ini beserta sejarahnya.


Selesai ramah tamah di Vihara Dhanagun, kami lanjut ke Kebun Raya Bogor.. Dan bukan Bogor namanya kalau nggak hujan.. Jadilah kami jelajah kebun raya bogor dengan berpayung.. he he he..





Minggu, 19 Februari 2012

Benteng Vredeburg


Jogja sudah seperti rumah kedua buat saya, selain karena ibu memang berasal dari kota ini, perjalanan ke jogja juga tidak memakan waktu yang lama serta biaya yang mahal.

Saya nggak inget sudah berapa kali saya bolak balik Jakarta - Jogja, Jogja - Jakarta. Meskipun banyak tempat wisata di Jogja sudah saya kunjungi, belum pernah sekalipun saya masuk ke dalam Benteng Vredeburg. Padahal lokasinya di Jl. Malioboro, dan setiap saya ke Pasar Beringharjo hanya selangkah lagi pintu masuk Benteng Vredeburg  (ha ha ha memalukan ya...)

Tapi terakhir saya ke Jogja beberapa waktu yang lalu, saya paksakan untuk ke benteng ini walaupun harus panas-panasan (belang di lengan saya masih ada lho sampai sekarang karena saya pakai kaos lengan pendek waktu itu..:D )

Benteng Vredeburg adalah  benteng yang dibangun tahun 1765 oleh VOC di Yogyakarta  Benteng ini dibangun oleh VOC sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan gubernur Belanda kala itu. Benteng ini dikelilingi oleh sebuah parit yang masih bisa terlihat sampai sekarang.

Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di keempat sudutnya. Di masa lalu, tentara VOC dan juga Belanda sering berpatroli mengelilingi dindingnya.


Tiket masuk di bandrol Rp 2.000,- (keknya rata-rata tiket masuk musium segini ya...?! ) Langsung disambut 2 patung "raksasa" pahlawan Nasional Jend. Sudirman dan Urip Sumoharjo. 
(soalnya, saya berdiri tegak aja cuma sebatas sepatu bootnya - atau mungkin saya yang nggak tinggi ya hihihi..)



Dari pintu masuk, diarahkan oleh petugas untuk mulai keliling dari gedung pertama di sebelah kanan. Di dalam gedung ini terdapat diorama perjuangan rakyat DIY.  Terus ke belakang terdapat gerbang yang bisa tembus ke pintu masuk ke Taman Pintar (tapi saya nggak lanjut ke situ, karena memang niatnya ke benteng aja). 




Di sebelah kanan dan kiri gerbang terdapat tangga untuk naik ke atas benteng. Dari atas terlihat gedung-gedung tua seperti kantor pos, gedung BNI danpasar Beringharjo yang berada di samping kiri dan kanan benteng, serta Gedung Agung yang terletak di seberang benteng.

Ternyata di dalam benteng ini juga difungsikan untuk acara pernikahan, seminar, festival, etc. Karena saat itu sedang didirikan tenda2 dan panggung serta beberapa mahasiswa yang sedang membuat dekorasi untuk booth mereka.

Oiya, kalau ke Jl. Malioboro saya pasti sempatkan makan soto ayam 61. Kenapa? Karena servisnya cepet,  trus seger banget rasanya makan soto yang bening itu.. he he he he :D





Kamis, 16 Februari 2012

Ada Apa Di Kota Tangerang.. ??

Minggu lalu, saya jalan-jalan lagi bareng komunitas. Kali ini tujuannya kota Tangerang. 
Selama ini yang saya tau di tangerang itu perumahan elit, pusat perbelanjaan dan kawasan industri.. he he he.. sempit banget yach.. :D
Makanya waktu ada event ini, saya putuskan untuk ikut.

Ternyata, banyak juga objek wisata di kota Tangerang. Mulai dari peninggalan sejarah seperti Mesjid Kali Pasir, Mesjid Pintu Seribu, Bendungan Pintu Air Sepuluh, Klenteng Boen Tek Bio, Klenteng Boen San Bio, Klenteng Boen Hay Bio, Kelenteng Sampo Tay Jin, sampai wisata pantai seperti Tanjung Pasir, Tanjung Kait, dan Pulau Cangkir.

Tapi jalan-jalan kali ini, saya hanya ke beberapa lokasi aja, karena keterbatasan waktu nggak mungkin pergi ke semua tempat dalam 1 hari.

Seperti biasa, starting point adalah Stasiun Kota. Rencananya dari stasiun kota dilanjutkan naik kereta ke stasiun Duri untuk transit kereta tujuan Tangerang. Tapi berhubung saya terlambat sampai ke meeting point, jadilah saya menyusul ke stasiun Duri naik bajaj. Supirnya sampai ngebut, karena takut saya ketinggalan kereta yang ke Tangerang.. . he he he..
Sampai stasiun Duri, ternyata kereta ke Tangerang baru ada jam 9.10 dan saya mendahului rombongan yang berangkat dari stasiun kota naik kereta.. huuufffttt....

Sesuai jadwal, jam 9.10 commuter line tujuan Tangerang tiba. Berhubung ini perjalan pertama saya naik kereta ke Tangerang, jd saya nggak tidur (kalau Jabodetabek mah udah biasa, jadi pasti tidur.. he he he) 

Sampai Tangerang sekitar jam 11. Langsung ke Klenteng Boen San Bio. Pemandangan pertama saya masuk Keleteng ini, terlihat sisa-sisa meriahnya shincia dan cap gomeh mulai dari lilin yang segede gaban sampai lampion yang tergantung mulai dari jalan masuk utama sampai ke depan altar. Dan uniknya semua lampion digantungi nama pemiliknya. 
Semakin saya masuk ke dalam, makin terlihat megahnya kelenteng. Terlihat dari bangunan di belakang kelenteng dengan patung Dewi Kwan Im besar yang berdiri di atas pintu masuk juga menara yang terdapat si atas kelenteng. (Saya pasti naik ke menara donk he he he..) 
Dari atas saya bisa lihat seluruh Kelenteng mulai dari halaman depan sampai halaman belakang, juga ornamen Naga dan burung Hong pada atap Kelenteng. Dari atas juga, saya jadi tau kalao Kelenteng ini bersebelahan dengan Pura tempat ibadah umat Hindu, hanya berbatas sebuah tembok... ckckck..



Ketika saya dan rombongan mau meninggalkan klenteng Boen San Bio, ada sepasang pengantin yang baru memasuki klenteng, wah.. sayang saya gak bisa lihat prosesinya.

Dari Klenteng Boen San Bio, perjalanan dilanjutkan ke Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane yang lebih terkenal dengan Bendungan Pintu Air  Sepuluh. Sampai di sini, disambut banyak kupu-kupu dan capung.. Untunglah angin di sini cukup kencang, jadi bisa mendinginkan udara di cuaca yang terik. Di bendungan ini saya juga menyempatkan diri untuk naik ke anjungan atas lho. Di atas ada petugas yang memberi penjelasan tentang pengoperasian pintu air. (ternyata mesinnya ada di atas untuk membuka ke-10 pintu dan masih berfungsi degan baik)



O iya, karena keasyikan di bendungan, saya sampai lupa niat saya untuk jajan asinan dan laksa yang posisinya tepat di sebrang pintu air ini.. hhmmm... ;(

Dari bendungan, berlanjut ke daerah Pasar Lama Tangerang ke Musium Benteng Heritage. Di sini kami dijamu makan siang berupa lontong sayur (karena kalau saya bilang lontong cap gomeh terlalu sederhana, liat aja fotonya).


 
Ehhh.. tunggu.. tunggu.. ada musium di Pasar Lama??
Nah.. baru tau khan ada musium di kawasan Pasar Lama.. Yup, musium ini memang baru di buka tahun 2011 dan lokasinya di tengah pasar. Pada dasarnya ini adalah rumah tempat tinggal, kemudian dialihfungsikan menjadi musium. Karena banyak ornamen yang masih asli peninggalan tionghoa yang bisa kita temui di sini.. Psssttt.. Inget ya, nggak boleh foto koleksi barang di dalam musium.. ;)



Selesai di Musium Benteng Heritage, lanjut ke Klenteng Boen Tek Bio yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari Musium. Klenteng ini lebih kecil dari Kleteng Boen San Bio . Tapi, di Klenteng inilah saya temukan benda-benda antik seperti yg  dijelaskan di Klenteng Boen San Bio. 
Yang saya amati di kedua Kelenteng yang saya kunjungi di Tangerang ini, para dewa di beri kain penutup semacam jubah, berbeda dengan kelenteng yang pernah saya kunjungi di wilayah Petak Sembilan, Jakarta.

And what a surprise... Waktu saya akan meninggalkan Klenteng Boen Tek Bio ini, saya bertemu lagi sepasang pengantin yang lain, dan saya tidak menyia-nyiakan untuk melihat prosesi pernikahan mereka..
Diiringi tabuhan tambur, kedua mempelai memasuki Kelenteng. Kemudian di pandu oleh Pengurus Kelenteng melakukan penghormatan kepada para Dewa di dalam dan di luar Kelenteng.. Diakhiri dengan melepas sekawanan burung. (belum sempat tanya nich maksudnya apa.. Ada yang mau kasi tau..?)


Selesai melihat prosesi, saya memutuskan kembali ke rombongan yang berkumpul di Musium Benteng Heritage untuk pulang kembali ke Jakarta. Seperti awal perjalanan, di Stasiun Duri kami transit kereta untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing. Di sini saya berpisah dengan romobongan karena saya memutuskan untuk langsung naik commuter line tujuan Depok  dari stasiun Duri.

Tangerang, saya pasti kembali.. Karena masih banyak yang belum saya kunjungi di Kota ini juga kuliner yang belum sempat saya cicipi.. ;)